Jumat, 15 Mei 2015

TANAMAN INDIKATOR SUATU LINGKUNGAN

Tumbuhan, sifat-sifatnya merupakan pencerminan yang ada di dalam tumbuhan itu (hereditas), tetapi selain itu pertumbuhannya juga dipengaruhi lingkungan. Jadi fenotipe yang terjadi merupakan paduan dari hereditas dan lingkungan itu. Tumbuhan dapat hidup dengan baik di lingkungan yang menguntungkan. Suatu tumbuhan atau komunitas tumbuhan dapat berperan sebagai pengukur kondisi lingkungan tempat tumbuhnya, disebut indikator biologi atau bioindikator atau fitoindikator. Etau dengan istilah lain tumbuhan yang dapat digunakan sebagai indikator kekhasan habitat tertentu disebut tumbuhan indikator.
          Banyaknya tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai indikator suatu lingkungan. Dalam suatu komunitas tumbuhan beberapa diantaranya dominan dengan jumlah yang melimpah. Tumbuhan semacam ini merupakan indikator yang penting karena mereka sudah sangat erat hubungan dengan habitatnya. Dengan demikian dapatlah dinyatakan bahwa komunitas atau setidak-tidaknya kebanyakan tumbuhan merupakan indikator yang lebih baik daripada tumbuhan yang tumbuh secara individual.
          Pengetahuan tentang indikator tumbuhan dapat membantu mencirikan sifat tanah setempat, dengan demikian dapat untuk menentukan tanaman apa atau apa yang dapat diusahakan di bagian tanah itu atau seluruh tanah di situ. Indikator tumbuhan juga digunakan untuk memperkirakan kemungkinan lahan sebagai sumber daya untuk hutan, padang rumput atau tanaman pertanian. Bahkan beberapa jenis logam dapat dideteksi dengan pertumbuhan tumbuhan tertentu di suatu areal.
Azas-azas tumbuhan indikator
          Tumbuhan indikator mempunyai kekhususan, dengan demikian diperlukan adanya pedoman umum yang kemungkinan dipunyai dalam penerapan di lapang.
Pedoman umum atau azas itu antara lain :
1. Tumbuhan sebagai indikator kemungkinan bersifat steno atau eury.
2. Tumbuhan terdiri atas banyak spesies merupakan indikator yang lebih baik daripada kalau terdiri atas sedikit spesies.
3. Sebelum mempercayai sebagai suatu indikator harus dibuktikan dulu di tempat-tempat lain.
4. Banyaknya hubungan antara spesies, populasi dan komunitas sering memberikan petunjuk sebagai indikator yang lebih dapat dipercaya daripada spesies tunggal.
Tipe-tipe indikator tumbuhan
          Tipe yang berbeda dalam indikator tumbuhan mempunyai peranan yang berbeda dalam aspek tertentu.
1. Indikator tumbuhan untuk pertanian
          Kebanyakan indikator tumbuhan menentukan apakah tanah cocok untuk pertanian atau tidak. Petumbuhan tanaman pertanian dapat berbeda di beberapa kondisi lingkungan yang berbeda dan jika tumbuh dengan baik di suatu tanah berarti tanah itu cocok untuk tanaman itu. Sebagai suatu contoh, rumput-rumput pendek menandakan bahwa tanah di situ keadaan airnya kurang. Adanya rumput yang tinggi dan rendah menandakan tanah tempat tumbuh rumput itu subur, dengan demikian juga cocok untuk pertanian. Dhawar dan Nanda (1949) di India mengemukakan beberapa indikator tumbuhan pada berbagai tipe tanah sebagai berikut :
Daftar 2. Hubungan antara indikator tumbuhan dan karakteristik tanah
Indikator tumbuhan
Karakteristik tanah
Salvador aleoides
Ca & Bo tinggi, baik untuk tanaman pertanian
Zizyphus nummularia
Tanah baik untuk pertanian
Prosopis cineraria
Tanah baik untuk pertanian dengan adanya pengairan
Peganum harmala
Tanah kaya akan N dan garam-garam, baik untuk pertanian
Butea monosperma
Tanah alkalinitasnya tinggi
Capparia decidua
Tanah alkalin
Sumber : Shukla & Chandel (1985)
2. Indikator tumbuhan untuk overgrazing
          Kebanyakan tumbuhan yang menderita perlakuan karena adanya manusia/hewan yang kurang makan ini mengalami modifikasi sehingga vegetasinya berbentuk padang rumput. Sedangkan padang rumput sendiri kalau mengalami overgrazing akan mengalami kerusakan dan produksinya sebagai makanan ternak akan  turun. Tumbuhan yang tahan tidak rusak tetapi seperti istirahat. Beberapa tumbuhan menunjukkan sifat yang karakteristik bahwa di situ terjadi overgrazing. Biasanya hal itu dicirikan dengan adanya beberapa gulma semusim atau gulma tahunan berumur pendek, antara lain seperti Polygonum, Chenopodium, Lepidium dan Verbena. Beberapa tumbuhan tidak menunjukkan atau sedikit menunjukkan adanya peristiwa itu, yaitu seperti : Opuntia, Grindelia, Vernonia.
3. Indikator tumbuhan untuk hutan
          Beberapa tumbuhan menunjukkan tipe hutan yang karakteristik dan dapat tumbuh pada suatu areal yang tidak terganggu. Pada umumnya di sini tumbuhan yang ada menunjukkan bahwa sifat pertumbuhannya sesuai dengan kondisi hutan sehingga bila di situ dijadikan hutan kemungkinannya akan berhasil.
4. Indikator tumbuhan untuk humus
          Beberapa tumbuhan dapat hidup pada humus yang tebal. Monotropa, Neottia dan jamur menunjukkan adanya humus di dalam tanah.
5. Indikator tumbuhan untuk kelembaban
          Tumbuhan yang lebih suka hidup di daerah kering akan menunjukkan kandungan air tanah yang rendah di dalam tanah, antara lain seperti : Saccharum munja, Acacia, Calotropis, Agare, Opuntia dan Argemone. Sedangkan Citrullus dan Eucalypus tumbuh di tanah yang dalam. Tumbuhan hidrofit menunjukkan kandungan air tanah yang jenuh atau di paya.
Vegetasi Mangrove dan Polygonus menunjukkan tanah mengandung air yang beragam.
6. Indikator tumbuhan untuk tipe tanah
          Beberapa tumbuhan seperti : Casuarina equisetifolia, Ipomoea, Citrullus, Cilliganum polygonoides, Lycium barbarum dan Panicum tumbuh di tanah pasir bergeluh. Imperata cylindrica tumbuh di tanah berlempung. Kapas suka tumbuh di tanah hitam.
7. Indikator tumbuhan untuk reaksi tanah
          Rumex acetosa Rhododendron, Polytrichum dan Spagnum menunjukkan tanah kapur. Beberapa lumut menunjukkan tanah berkapur dan halofit menunjukkan tanah bergaram.
8. Indikator tumbuhan untuk mineral
          Beberapa tumbuhan suka tumbuh di tanah-tanah dengan kandungan mineral yang khas, tumbuhan semacam ini disebut Metallocolus atau Metallophytes.
Tumbuhan semacam itu seperti di bawah ini :
a. Vallozia candida menunjukkan adanya intan di Brasilia.
b. Equisetum speciosa, Thuja sp, tumbuh di tanah yang mengandung mineral emas.
c. Eriogonium ovalifolium tumbuh di tanah yang mengandung perak di USA.
d. Stelaria setacea tumbuh di tanah yang mengandung air raksa di Spanyol.
e. Astragalus sp., Neptunia amplexicalis, Stanleya pinnata, Onopsis condensator menunjukkan adanya Selanium.
f. Astragalus sp. tumbuh di tanah berkandungan uranium di USA.
g. Viscaria alpina di Norwegia, Gymnocolea acutiloba di Amerika, Gypsophila patrini di Rusia tumbuh di tanah yang kandungan Cu nya tinggi.
h. Viola calaminara, V. lutea di Eropa tumbuh di tanah yang mineral Zinc nya tinggi.
i. Salsola nitrata, Eurotia cerutoides tumbuh di tanah yang kandungan BO tinggi.
j. Silene cobalticola di Kongo dan Nyssa sylvatica di Amerika tumbuh di tanah dengan kandungan Cobalt tinggi.
k. Lychnis alpina di Swedia menunjukkan adanya Ni.
l. Allium, Arabis Oenothera, Atriplex tumbuh di tanah yang ber Sulfur.
m. Lycium, Juncus, Thalictrum tumbuh dengan adanya lithium (Li).
n. Damara orata, Dacrydium aledonicum di skotlandia tumbuh di tanah mengandung mineral Fe (Iron).
o. Flex aquifolium di Italia tumbuh dengan adanya Alumunium.
Kecuali hal-hal di atas kandungan mineral dalam jaringan tumbuhan dapat menggambarkan bagaimana daur biogeokimianya sehingga dapat juga menggambarkan status lingkungan tempat tumbuhnya. Lyon dan Brooks (1969) mendapatkan bahwa Olearia rani menjadi penilaian untuk molibdenium. Hal yang sama, perak didapati dengan jelas di bagian-bagian tertentu pada daun. Kandungan sulfat pada daun secara langsung berhubungan dengan konsentrasi SO2 udara. Farrar (1977) melihat bahwa kandungan sulfur pada pinus jarum berhubungan dengan konsentrasi SO2. Kandungan fluroride pada daun Sorghum vulgare menunjukkan bahwa udara yang tak terlalu jauh dari tanaman itu tercemar dengan fluoride,  jaraknya kira-kira lebih dari 4 km.
9. Indikator tumbuhan untuk logam berat
          Tanah yang mempunyai cadas berkandungan logam berat, khususnya Zn, Pb, Ni, Co, Cr, Cu, Mr, Mg, Cd, Se dan lain-lain. Diantaranya Mn, mg, Cd dan Se bersifat toksik untuk kebanyakan tumbuhan.
Kontaminasi logam berat juga terjadi di daerah industri, baik yang berbentuk debu ataupun garam dalam perairan di daerah industri tersebut.
Kebanyakan tumbuhan sensitive terhadap logam berat. Membukanya stomata dipengaruhi, fotosintesis S turun, respirasi terganggu dan akhirnya pertumbuhan terhambat. Sebagian besar logam berat ini merupakan deposit di dinding sel-sel perakaran dan daun.
Beberapa tumbuhan metalofit dapat digunakan sebagai indikator untuk suatu deposit dekat dengan permukaan tanah, sehingga cocok untuk ditanam di daerah pertambangan atau industri. Cardominopsis halleri, Silene vulagaris, Agrotis tenuis, Minuartia verna, Kichornia crassipes, Astragalus racemosus, Thlaspi alpestre merupakan tumbuhan metafolit logam berat.
10. Indikator tumbuhan untuk habitat saline
          Beberapa tumbuhan tumbuh dan tahan dalam habitat dengan kandungan garam tinggi, yang kemudian disebut halofit. Tumbuhan itu biasa hidup di pantai yang mesofit atau hidrofit tak dapat hidup subur, karena dua yang disebut terakhir biarpun tahan genangan tetapi tidak tahan kadar garam yang tinggi di air ataupun tanah di situ. Kegaraman tanah antara lain oleh NaCl, CaSO4, NaCO3, KCl.
Tumbuhan yang dapat tumbuh di habitat semacam itu antara lain : Chaenopodium album, Snaeda fructicosa, Haloxylon salicorneum, Salsola foestrida, Tamarix articulata, Rhizophora mucronata, Avicennia alba, Acanthus ilicifllius. Ketahanan terhadap garam merupakan kemampuan tumbuhan untuk melawan adanya akibat yang disebabkan oleh garam sehingga kerusakannya tidak serius.
Ketahanan itu tergantung pada spesies, tipe jaringan, vitalitas, nisban ion dan peningkatan konsentrasi ion. Tumbuhan yang dapat hidup dalam 4 – 8% NaCl, sedang yang tidak tahan akan mati bila NaCl 1 – 5%. Tumbuhan yang tahan antara lain : Betula papyrivera, Elaeagnus angustifolia, Fraxinus excelstra, Populus alba, P. canadensis, Rosa rugosa, Salix alba, Ulmus americana, Juniperus chinensis, Pinus nigra.
11. Indikator tumbuhan untuk pencemaran
          Penggunaan vegetasi sebagai indikator biologi untuk pencemaran lingkungan sudah sejak lama, kira-kira sejak seratus tahun yang lalu di daerah pertambangan. Pengetahuan tentang ketahanan terhadap polutan terutama untuk vegetasi yang tumbuh di daerah industri atau di daerah padat penduduk.
Pada umumnya tumbuhan lebih sensitive terhadap polutan daripada manusia. Tumbuhan yang sensitiv dapat merupakan indikator, sedangkan tumbuhan yang tahan dapat merupakan akumulator polutan di dalam tubuhnya, tanpa mengalami kerusakan. Jamur, fungi dan Lichenea sensitive terhadap SO2 dan halide.
Konsentrasi SO2 sampai 1% membahayakan tumbuhan yang lebih tinggi. Banyak bahan kimia, pupuk, pestisida dan pemakaian bahan-bahan fosil yang tinggi melepaskan substansi-substansi toksik ke lingkungan dan hal itu dapat diserap juga oleh tumbuhan melalui udara, air atau tanah. Polutan di atmosfer yang berbahaya untuk tumbuhan antara lain SO2, halide (HF, HCl), Ozone dan Peroxiacetyl-nitrat (PAN) yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor, industri dan radiasi yang kuat. Substansi berbahaya yang mencapai tumbuhan melalui udara ialah : SO2, nitrogenoksida, ammonia, Hidrokarbon, debu, dan habitat.
Tumbuhan yang tumbuh di air akan terganggu oleh bahan kimia toksik dalam limbah (sianida, khlorine, hipoklorat, fenol, derivativ bensol dan campuran logam berat). Pengaruh polutan terhadap tumbuhan dapat berbeda tergantung pada macam polutan, konsentrasinya dan lamanya polutan itu berada. Pada konsentrasi tinggi tumbuhan akan menderita kerusakan akut dengan menampakkan gejala seperti khlorosis, perubahan warna, nekrosis dan kematian seluruh bagian tumbhan. Di samping perubahan morfologi juga akan terjadi perubahan kimia, biokimia, fisiologi dan struktur.

Sabtu, 09 Mei 2015

ACT PUBLISHER UNIVERSITAS SUMATERA UTARA RIZKA ANGGRAINI GUSTI SITANGGANG

ACT PUBLISHER
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jl. Prof. Dr. A. Sofyan No. 1 Medan
CP : 082210159815 (Pandy)
actpublisher@gmail.com

 



ACT PUBLISHER
Jl. Prof. Dr. A. Sofyan No. 1 Medan
CP : 082210159815 (Pandy)

Mulai dari menulis
Hingga kepeduliannya terhadapa pendidikan anak

Rizka Gusty A. Sitanggang adalah wanita kelahiran medan, 5 januari 1997 yang sedang menjalanjakan studi S1 Ilmu Komunikasi di Universitas Sumatra Utara. Dia menjalankan studinya sejak 2014. Rizka adalah seorang perempuan yang memiliki segudang prestasi di dalam menulis yang sudah di tekuninya sejak SMA.
Terlahir dari keluarga yang sederhana tidak membuatnya patah semangat untuk menciptakan karya yang dapat membuat orang terinspirasi. Ilmu yang di pelajarinya secara otodidak inilah yang mengantarkannya meraih banyak prestasi di dalam menulis. Awalnya suka mencoret-coter aja, suka mencatat hal-hal yang menarik. Namun setelah itu lah aku baru mengetahui bahwa aku memiliki bakat untuk menulis. Ketika masih di bangku SMA, aku mencoba untuk mengikutsertakan tulisanku dalam lomba karya ilmiah, alhamdulillah aku sering menang dan aku menjadi termotivasi untuk terus menulis. karena bagiku menulis itu adalah hobi yang murah, tapi bukan murahan, melainkan berkelas.
Ia mengaku, hampir semua karya tulis yang dikirimnya selalu terpilih dan menjadikanya pemenang dalam lomba yang ia ikuti. Menurutnya menulis itu sebuah hobi yang yang sangat berkelas karena dengan menulis kita dapat menginspirasi banyak orang ketika membacanya.                                                                                      Rizka akhirnya menanamkan tekak untuk terus menulis karya ilmiah lebih banyak lagi
Seiring berjalannya waktu ia terus mendalami bakatnya dalam menuliskapanpun dan dimanapun ia memiliki waktu luang. Karya tulisnya yang berjudul “Penggunaan Teknologi di Kalangan Mahasiswa,”yang mengantarkannya sebagai pembicara yang mewakili indonesia  di Microsoft Sparks Live. Aktivitasnya selama di sana adalah memberikan materi di depan para delegasi dari berbagai negara. Dalam event tersebut, Rizka diberikan kesempatan untuk memimpin Fokus Group Discussion (FGD) tim yang diusung dari perwakilan –perwakilan negara. Melalui karya karya tulisnya retsebut, Rizka terpilih menjadi salah satu keluarga besar Internationla Student Youth Forum (ISYF).
Kepedulianya terhadap pendidikan di kalangan anak-anak
Dengan pengalaman dan prestasi yang telah ia raih, ia ingin meninspirasi anak-anak yang kurang mampu di dalam memperoleh pendidikan sepertinya. Ia pun mengabdikan dirinya untuk menjadi seorang voluntir di sebuah organisasi yang peduli terhadap pendidikan bagi anak-anak yaang kurang mampu. Di Kelompok Kerja Sosial Perkotaan (KKSP), Rizka melalui kegiatan ini, ia kemumudian mengajak anak-anak yang jalanan ke sebuah rumah yang telah di sediakan oleh KKSP. Dan memberikan kepada anak-anak tersebut apa yang mereka tidak dapatkan di bangku sekolah. “Aku juga memiliki impian untuk mendirikan sekolah geratis bagi anak-anak yang kurang mampu,”ujarnya.
Ada satu titik dimana rizka ingin menjadi lebih mandiri setelah pulang dari kegiatan, selalu ada rasa untuk terus memperbaiki diri, selalu ada rasa bahwa sesungguhnya aku masi sangat bodoh dan selalu ada rasa ingin berbuat lebihbanyak kepada orang lain. Sesuai dengan prinsip hidup yang sudah rizka tanamkan sejak smp adalah sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain dan sebaik-baiknya ilmu bermanfaat adalah ilmu yang kita beri secara ikhlas untuk kebaikan orang lain.
Itu lah cita-cita yang ingin di wujudkanya suatu saat nanti dimana setiap anak dapat mendapatkan pendidikan tanpa terhalang oleh biaya. Harapan rizka buat generasi muda saat ini : cobalah untuk bertindak, berdiri, bicara dan aksi. Jangan takut bermimpi jangan malu untuk bermimpi sebab selama hayat dikandung badan, selama semangat masih bersemayam di dalam hati, selama itu itula mimpimu tidak akan pergi meninggalkanmu. Lebarkan langkah kalian anak muda luaskan pandangan kalian tajamkan pemikiran kalian dan luaskan pertemanan kalian. Karena kalau bukan kita siapa lagi,”ujarnya.


  Biofile
- Nama : Rizka Gusti Anggraini Sitanggang
- Panggilan : Rizka
- TTL : Medan, 5 Januari 1997
- Alamat : Jl. Besar Namorame Gg. Sejarah No.107 Dusun IV, Desa Deli Tua Kecamatan Namorambe, 20356 Medan
- E-mail : rizka.tes@gmail.com
- URL/ twitter / facebook :rizkagustianggrainisitanggang.tumblr.com/@rizkagustiastg/ Rizka Gusti Anggraini
- Status pendidikan : Mahasiswa S-1 Jurusan Ilmu Komunikasi USU
- Hobi : Membaca, menulis dan traveling
- Suku : Batak Toba
- Kewarganegaraan : Indonesia
° Prestasi yang telah diraih
-Runner Up Abacus Aritmatic Sempoa
Tahun 2007
- Winner Abacus Aritmatic Sempoa
Tahun 2007
-Winner Abacus Aritmatic Sempoa
Tahun 2008
-Winner Best of The Best Student Abacus Aritmatic Sempoa, tahun 2009, Di Singapore
- Runner Up Abacus Aritmatic Sempoa (Hardiknas) tahun 2009
-Penghargaan sebagai Siswa Berprestasi Terbaik dalam pencapaian Olimpiade Matematika Regional Sumatera Utara, tahun 2011
- Socialization about Environment Engineering, tahun 2012 Di Beijing, China
-Parlemen Remaja Nasional, tahun 2013
-Microsoft Youth Sparks Live, tahun 2014
- Banda Aceh Development Youth Forum tahun 2014


Minggu, 29 Maret 2015

Top 10 Mobil Termahal 2015

Top 10 Mobil Termahal di Dunia 2015 - Memiliki sebuah mobil mahal tentu menjadi dambaan setiap orang, Sebuah mobil yang di bandrol dengan harga yang funtastik serta memiliki tingkat ekslusif yang tinggi, Tingkat ekslusif yang tinngi ??? ya bagaimana tidak? mobil-mobil mewah ini memang diperuntukan untuk target pasar yang terbatas, maka dari itu mobil-mobil super mahal ini hanya di produksi dalam jumlah yang relative sedikit, Bahkan ada satu branded mobil super mahal yang hanya di produksi sekitar puluhan unit, Hal inilah yang menjadi salah satu alasan ketertarikan para miliarder untuk dapat memiliki mobil-mobil super mahal ini, Berikut ini adalah daftar 10 mobil termahal di dunia.

  1. 1. Lamborghini Veneno (US$ 4 Juta atau Rp. 41,06 miliar) 
    Siapa yang tidak mengenal pabrikan mobil mewah asal Italia ini, Ya baru-baru ini produsen ini telah meluncurkan mobil sport terbaru dan sekaligus berhasil mencatat sebagai mobil dengan harga jual termahal di dunia, Di bandrol pada kisaran harga yang funtastik yakni US$ 4 juta atau jika dirupiahkan sebesar Rp.41,06 miliar, Lamborghini Veneno dibekali sebuah mesin tipe V12 dengan kapasitas 6,5 liter yang mampu menghasilkan tenaga hingga 750 tenaga kuda, Untuk Top Speed yang dihasilkan, Lamborghini Veneno ini dapat melaju hingga 355,6 km/jam, dalam hitungan 2,8 detik saja Lamborghini Veneno dapat melesat dengan kencangnya pada kecepatan 96,5 km/jam.     

    Top 10 Mobil Termahal di Dunia 2014

  2. 2. W motors Lykan Hypersport (US$ 3,4 juta atau Rp.39,4 miliar)
    W motors Lykan Hypersport merupakan mobil super cepat pertama besutan Timur Tengah. Di bandrol pada kisaran harga US$3,4 juta atau Rp.39,4 miliar. W motors Lykan Hypersport juga di kenal dengan mobil tercepat untuk saat ini, dengan top speed yang di miliki yakni hingga mencapai 394,2 km/jam. W motors Lykan Hypersport mempunyai spesifikasi mesin berupa turbo charged dengan total silinder berjumlah 6. Komposisi mesinnya tersebut mampu membuat W motors Lykan Hypersport ini dapat melesat hingga kecepatan 96,5 km/jam hanya dalam hitungan 2,7 detik saja. Hal lain yang membuat mobil in mahal adalah sebuah jok kulit yang di jahit dengan emas serta lampu LED yang berlapis berlian.    

    Top 10 Mobil Termahal di Dunia 2014

  3. 3. Lamborghini Reventon (US$ 1,610,000 atau Rp.16,5 miliar)
    Lamborghini Reventon berhasil mencatat sebagai sebuah mobil sport termahal ketiga. Di bandrol pada kisaran harga US$ 1.610.000,00 atau jika dirupaihkan sekitar Rp.16,5 miliar. Menyusung sebuah mesin bertipe V12 yang berkapasitas sebesar 6,5 liter yang mampu menghasilkan tenaga hingga 650 tenaga kuda. Hanya butuh waktu sekitar 4,3 detik untuk dapat melesat dengan kecepatan 96,5 km/jam. Dan salah satu alasan mahalnya mobil ini adalah dimana produsen Lamborghini hanya memproduksi sekitar 20 unit untuk Lamborghini  Reventon ini.    

    Top 10 Mobil Termahal di Dunia 2014

  4. 4. Koegnisegg Agera R (US$ 1,6 juta atau Rp.16,4 miliar)
    Jenis mobil super mahal selanjutnya adalah Koegnisegg Agera R. Untuk mobil mewah ini di bandrol pada kisaran harga US$1,6 juta atau jika jika dirupiahkan sekitar Rp. 16,4 miliar. Untuk Top Speed yang dihasilkan mobil Koegnisegg Agera R ini tercatat mencapai 418 km/jam. Mempunyai komposisi mesin tipe V8 yang berkapasitas sebesar 5 liter degan kekuatan 1.115 tenaga kuda. Kombinasi mesin ini mampu membuat Koegnisegg Agera R ini hanya butuh waktu kurang dari tiga detik untuk melesat hingga 96,5 km/jam.    

    Top 10 Mobil Termahal di Dunia 2014

  5. 5. Ferrari Laferrari (US$ 1.3 juta atau Rp.13.3 miliar)
    Mobil super mahal berikutnya adalah adalah Ferarri Laferrari yang berhasil mencatat harga yang luar biasa yakni sebesar US$ 1.3 miliar atau jika di rupiahkan tercatat tembus pada harga Rp. 13,3 miliar. Design yang elegant dengan body yang stylish membuat setiap orang merasa kagum dengan mobil  Ferrari Laferrari ini. Untuk seri Ferrari La Ferrari, pihaknya yakni Ferrari hanya memproduksi sekitar 449 unit saja.    

    Top 10 Mobil Termahal di Dunia 2014
  6. 6. Maybach Landaulet (US$1,2 juta atau Rp.12,3 miliar)
    Diantara list mobil sport diatas, sepertinya untuk Maybach Landaulet merupakan paling lambat. Maybach Landaulet adalah jenis mobil limousine dengan 4 pintu. Mempunyai atap fleksibel serta fitur kenyamananlah yang sangat ditonjolkan pada Maybach Landaulet ini. Untuk masalah harga, Maybach Landaulet di bandrol dengan harga US$1,2 juta atau sekitar Rp.12,3 miliar.

    Top 10 Mobil Termahal di Dunia 2014
  7. 7. Zenvo ST1 (US$1,2 juta atau Rp. 12,3 miliar)
    Pabrikan asal Denmark telah merilis sebuah mobil mewah terbaru yakni Zenvo ST1. Zenvo ST1 nantinya akan di bandrol pada kisaran harga US$1,2 juta atau jika dirupiahkan mencapai hingga 12,3 miliar. Mengusung sebuah spesifikasi mesin yakni mesin V8 yang berkapasitas sebesar 7 liter yang mampu menghasilkan Top Speed hingga 374,9 km/jam. Zenvo ST1 ini hanya di produksi dalam jumlah yang sangat sedikit yakni hanya 3 unit saja..

    Top 10 Mobil Termahal di Dunia 2014
  8. 8. Hennessey Venom GT (US$1,1 juta atau Rp.11,2 miliar)
    Predikat mobil super mahal selanjutnya adalah Hennessey Venom GT.  Di bandrol pada kisaran harga US$1,1 juta atau jika dirupiahkan sekitar rp.11,2 miliar. Untuk dapat melesat hingga kecepatan 96,5 km/jam Hennessey Venom GT ini hanya membutuhkan waktu sekitar 2 detik. Untuk Top Speed, Hennessey Venom GT ini tercatat 461,1 km/jam.

    Top 10 Mobil Termahal di Dunia 2014
  9. 9. McLaren P1 (US$1,1 juta atau Rp.11,2 miliar)
    Mobil super mahal selanjutnya adalah Mclaren P1. Dibandrol pada kisaran harga sekitar US$1,1 juta atau sekitar Rp.11,2 miliar. Dengan mesin Turbo bertipe V8 yang mampu menghasilkan kekuatan hingga 903 tenaga kuda. Untuk jenis mobil ini, produsennya sendiri hanya memproduksi sekitar 375 unit saja.

    Top 10 Mobil Termahal di Dunia 2014
  10. 10. Mclaren F1 (US$1 juta atau Rp. 10,2 miliar)
    Mobil termahal  didunia selanjutnya adalah Mclaren F1. Dibandrol pada kisaran harga US$1 jut atau jika dirupiahkan mencapai Rp.10,2 miliar. Mclaren F1 ini tergolong sangatlah langka, mengapa???  Karena produsen untuk jenis Mclaren F1 ini hanya diproduksi sekitar 106 unit saja di dunia.

    Top 10 Mobil Termahal di Dunia 2014

Demikianlah Daftar 10 mobil termahal di dunia. Harga yang luar biasa fantastic untuk sebuah mobil tentunya mobil-mobil diatas hanya dapat di miliki oleh para miliarder saja, namun jika anda mempunyai uang yang cukup banyak untuk membeli mobil-mobil super mahal diatas mengapa tidak?

Bulk density,Particle density dan porositas


Laporan Praktikum
Dasar-Dasar Ilmu Tanah
BULK DENSITY, PARTCLE DENSITY dan POROSITAS TANAH
NAMA                      : ICHSAN MUSTAQIM
NIM                          : 140304049




                       

LABORATORIUM KIMIA KESUBURAN TANAH
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
I.     PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Tanah ditemukan di mana-mana di sekitar kita dan mempunyai arti yang sangat penting bagi kehidupan manusia.  Kebanyakan orang tidak pernah berusaha menentukan apakah tanah itu, darimana asal dan sifatnya.  Mereka tidak memperhatikan bagaimana tanah di suatu tempat berbeda dengan tanah di tempat lain.  Pasti sedikit saja atau bahkan tidak mungkin ada di antara kita yang mengetahui sebab perbedaan ini.
Di dalam tanah terdapat sejumlah ruang pori-pori. Ruang pori-pori ini penting oleh karena ruang-ruang ini diisi oleh air dan udara. Air dan udara (gas-gas) juga bergerak melalui ruang pori-pori ini. Jadi, penyediaan air untuk pertumbuhan tanaman dan jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan sangat erat dengan jumlah dan ukuran pori-pori tanah. 
Kondisi fisik tanah sangat menentukan aerase, drainase, dan nutrisi tanaman. Sifat fisik tanah juga berpengaruh oleh sifat kimia dan biologi tanah, di mana sifat-sifat fisik tanah tergantung pada jumlah, ukuran, bentuk, susunan, dan komposisi mineral dari partikel-partikel tanah, macam dan jumlah bahan organik, volume dan bentuk pori-pori pada waktu tertentu.

Beberapa sifat fisik yang sangat penting adalah Bulk Density, Particle Density, dan Porositas. Bahan organik memperkecil berat isi tanah karena bahan organik jauh lebih ringan daripada bahan mineral. Di samping itu bahan organik tanah dapat memperbesar porositas tanah. Berat dan ruang pori-pori tanah bervariasi dari satu horizon ke horizon yang lain, sama halnya dengan sifat-sifat tanah lainnya dan kedua variabel ini tentunya juga dipengaruhi oleh tekstur dan struktur tanah sebagai sifak fisik tanah.
Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan percobaan terhadap Bulk Density, Particle Density dan Porositas tanah pada tanah sehingga dapat diketahui sifat fisik tanah, sifat kimia dan biologi tanah yang terdapat dalam tanah.
1.2  Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan nilai Bulk Density, Particle Density dan Porositas tanah pada sampel tanah utuh. Sedangakan kegunaan dari praktikum ini adalah sebagai bahan informasi kepada masyarakat dalam pengolahan lahan (tanah) lebih lanjut serta penentuan varietas tanaman apa saja yang dapat ditanam pada daerah (tanah) tersebut.


II.  TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bulk Density (berat isi tanah)
Bulk Density atau kerapatan lindak atau bobot isi atau bobot volume menunjukkan perbandingan antara berat tanah kering dengan volume tanah dan termasuk volume pori-pori tanah diantaranya. Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah makin tinggi bulk density, berarti makin sulit meneruskan air atau ditembus akar. Pada umumnya bulk density berkisar dari 1,1-1,6g/cc. Beberapa jenis tanah mempunyai bulk density kurang dari 0,90 g/cc (misalnya tanah andisol), bahkan ada yang kurang dari 0,10 g/cc (misalnya tanah gambut). Bulk Density penting untuk menghitung kebutuhan pupuk atau air untuk tiap-tiap hektar tanah, yang didasarkan pada berat tanah per hektar (Harjdowigeno, 2003).
       Bulk density atau kerapatan massa tanah banyak mempengaruhi sifat fisik tanah, seperti porositas, kekuatan, daya dukung, kemampuan tanah menyimpan air, drainase, dll. Sifat fisik tanah ini banyak bersangkutan dengan penggunaan tanah dalam berbagai keadaan. Menghitung kerapatan butir tanah, berarti menentukan kerapatan partikel tanah dimana pertimbangan hanya diberikan untuk partikel yang solid. Oleh karena itu kerapatan partikel setiap tanah merupakan suatu tetapan dan tidak bervariasi menurut jumlah ruang partikel. Untuk kebanyakan tanah mineral kerapatan partikelnya rata–rata sekitar 2,6 gram/cm3. Kandungan bahan organik di dalam tanah sangat mempengaruhi kerapatan butir tanah, akibatnya tanah permukaan biasanya kerapatan butirnya lebih kecil dari subsoil. Meskipun demikian kerapatan butir tanah tidak banyak berbeda. Jikaberbeda maka terdapat variasi yang harus mempertimbangkan kandungan tanah organik(Madjid, 2010).
Bulk density sangat berhubungan erat dengan particle density jika particle density tanah sangat besar maka bulk density juga besar pula, hal ini dikarenakan partikel density berbanding lurus dengan bulk density, namun apabila sebuah tanah memilki tingkat kadar air yang tinggi maka partikel density dan bulk density akan rendah hal ini dikarenakan partikel density berbanding terbalik dengan kadar air, dapat kita buktikan apabila di dalam suatu tanah memilki tingkat kadar air yang tinggi dalam menyerap air maka kepadatan tanah juga akan rendah karena pori-pori di dalam tanah besar sehingga tanah yang memilki pori yang besar akan lebih mudah memasukkan air  di dalam  agregat tanah (Hanafiah, 2004).
2.1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bulk Density
Bulk density dipengaruhi oleh tekstur, struktur dan kandungan bahan organik.Bulk Density dapat cepat berubah karena pengolahan tanah dan praktek budidaya. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai Bulk Density salah satunya adalah Bahan organik tanah, dimana tanah dengan kandungan bahan organik tinggi akan memiliki nilai Bulk Density rendah begitupula sebaliknya, selain itu Bulk Density juga dipengaruhi oleh tekstur tanah, kadar air tanah dan bahan mineral tanah (Sutedjo, 2002).
Nilai dari berat volume Bulk Density dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya kandungan bahan organik tanah, porositas dan kepadatan tanah. Untuk tanah   berstruktur halus  mempunyai porositas tinggi dan berat tanah yang lebih rendah dibandingkan tanah berpasir. Bahan organik memperkecil berat volume tanah, karena bahan organik jauh lebih ringan dari pada mineral dan bahan organik  yang akan memperbesar porositas (Hardjowigeno, 2003).
Tanah-tanah organik memiliki kerapatan massa yang sangat rendah dibanding dengan tanah-tanah mineral. Variasi-variasi yang ada perlu diperhatikan tergantung pada bahan organik dan kelembaban tanah. Berat isi menggambarkan keadaan, struktur dan porositas tanah. Pengaruh sifat-sifat fisik tanah tersebut dapat dinilai dari kaitan-kaitan pertumbuhan tanaman dengan berat isi tanah. Bahan organik memperkecil berat isi karena bahan organik jauh lebih ringan dari pada mineral, dan bahan organik memperbesar porositas tanah. (Madjid, 2010).
Timbulnya proses pembentukan struktur di horizon-horizon bagian atas dari bahan induk ini mengakibatkan Bulk Density lebih rendah dari batuan induk itu sendiri. Tanah-tanah organik memiliki nilai Bulk Density yang rendah dibandingkan dengan tanah mineral. Tergantung dari sifat-sifat bahan organik yang menyusun tanah organik itu, dan kandungan air pada saat pengambilan contoh, maka biasanya Bulk Density itu berkisar antara 0,2–0,6 gr/cm3. Bahan organik memperkecil berat isi tanah karena bahan organik jauh lebih ringan daripada mineral. Berat isi ditentukan oleh porositas dan padatan tanah(Andri, 2011)
Semakin masuk ke dalam profil tanah, kerapatan massa tanah semakin naik. Tampaknya ini akibat dari kandungan bahan organik yang rendah dan penimbunan alat serta pemadatan yang disebabkan oleh berat lapisan atasnya. (Sutedjo,2002).
Adapun faktor lain yang mempengaruhi Bulk density yaitu kandungan kadar air apabila suatu daerah memiliki kandungan kadar air yang tinggi maka bulk density di daerah tersebut dapat di pastikan rendah. Menyatakan bahwa Bulk density dan kadar air berbanding terbalik , hal ini dibuktikan apabila tanah dapat menyerap air yang banyak sehingga tanah akan susah untuk memadat dikarenakan di dalam agregata tanah banyak menyimpan air, kadar air erat hubungannya dengan tekstur tanah apabila tanah memiliki tekstur pasir maka tanah ini memiliki kandungan bahan organik yang banyak sehingga tanah yang bertekstur liat mempunyai daya melewatkan air yang lambat sehingga air akan tersimpan di dalam agregat tanah sebaliknya tanah yang memiliki kandungan bahan organik sedikit (Madjid,2010).
2.1.2 Hubungan Bulk Densiy dengan Kesuburan dan Pengolahan Tanah
Bulk density merupakan petunjuk kerapatan tanah. Makin padat suatu tanah makin tinggi bulk densitynya, yang berarti makin sulit meneruskan air atau di tembus akar tanaman.Bulk density penting untuk menghitung kebutuhan pupuk atau air untuk tiap-tiap hektar tanah, yang di dasarkan pada berat tanah per hektar. Untuk memudahkan perhitungan berat tanah 1 hektar sering dianggap sama dengan 2.000.000 kg berat tanah(Hardjowigeno, 2003).
Tanah lebih padat mempunyai Bulk density yang lebih besar dari pada tanah mineral bagian atas mempunyai kandungan Bulk Density yang lebih rendah dibandingkan tanah dibawahnya. Bulk density di lapangan tersusun atas tanah-tanah mineral yang umumnya berkisar 1,0 -1,6 gr/cm3. Tanah organik memiliki nilai Bulk density yang lebih mudah, misalnya dapat mencapai 0,1 gr/cm– 0,9 gr/cm3  pada bahan organik. Bulk density atau kerapatan massa tanah banyak mempengaruhi sifat fisik tanah, seperti porositas, kekuatan, daya dukung, kemampuan tanah menyimpan air drainase, dll. Sifat fisik tanah ini banyak bersangkutan dengan penggunaan tanah dalam berbagai keadaan(Hardjowigeno, 2003).
Antara berat jenis butiran, kerapatan isi dan porositas terdapat hubungan proporsi fase padat (m3\m3) = kerapatan isi\berat jenis butiran porositas (m3\m3) = 1- (kerapatan isi\ berat jenis butiranUntuk setiap kelas tekstur berat isi menggambarkan keadaan struktur dan porositas tanah. Pengaruh sifat-sifat fisik tanah tersebut pada pertumbuhan tanaman dapat dinilai atau ditentukan dari kaitan pertumbuhanNilai bulk density dapat menggambarkan adanya lapisan padas tanah, pengolahan tanahnya, kandungan bahan organik dan mineral, porositas, daya memegang air, sifat drainase dan kemudahan tanah ditembus akar (Pedro, 2001).



2.2      Particle  Density
Particle density adalah berat tanah kering persatuan volume partikel-partikel (padat) tanah (jadi tidak termasuk volume pori-pori tanah). Tanah mineral mempunyai particle density 2,65 g/cm3 (Hardjowigeno, 2003).
Dalam menentukan kepadatan partikel tanah, pertimbangan hanya diberikan untuk partikel yang kuat. Oleh karena itu, kerapatan partikel setiap tanah merupakan suatu tetapan dan tidak bervariasi menurut jumlah ruang partikel. Hal ini didefinisikan sebagai massa tiap unit volume partikel tanah dan sering kali dinyatakan dalam gram/cm3. Untuk kebanyakan tanah mineral kerapatan partikelnya rata-rata sekitar 2,6 gram/cm3 (Madjid, 2010).
Kerapatan partikel adalah bobot massa partikel padat persatuan volume tanah, biasanya tanah memiliki kerapatan partikel yaitu 2,6 gram/cm3. Kerapatan partikel erat hubungannya dengan kerapatan massa. Hubungan kerapatan partikel dan kerapatan massa dapat menentukan pori-pori pada tanah (Hanafiah, 2004).
       Partikel density dinyatakan dalam berat (gram tanah persatuan volume cm3) tanah. Jadi bila 1 cm3 padatan tanah beratnya 2,6 gram, maka partikel density tanah tersebut adalah 2,6 gr/cm3 (Pedro,2001).
       Pada umumnya kisaran partikel density tanah-tanah mineral kecil adalah 2,6-2,93 gr/cm3. Hal ini disebabkan mineral kwarsa, feldspart, dan silikat koloida yang merupakan komponen tanah sekitar angka tersebut. Jika dalam tanah terdapat mineral-mineral berat seperti magnetik, garmet, sirkom, tourmaline, dan hornblende, partikel density dapat melebihi 2,75 gr/cm3. Besar ukuran dan cara teraturnya partikel tanah tidak dapat berpengaruh dengan particle density. Ini salah satu penyebab tanah lapisan atas mempunyai nilai partikel density yang lebih rendah dibandingkan dengan lapisan bawahnya karena banyak mengandung bahan organik (Sutedjo, 2002).
2.2.1        Faktor-faktor yang Mempengaruhi Particle Density
Beberapa faktor yang mempengaruhi particle density tanah, diantaranya yaitu tekstur, bahan organik, struktur, bulk density dan topongrafi. Tekstur tanah dapat diartikan sebagai penampilan visual suatu tanah berdasarkan komposisi kualitatif dari ukuran butiran tanah dalam suatu massa tanah tertentu. Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah (Hanafiah, 2004).
Bahan organik biasanya berasal dari proses pelapukan batuan. Bahan organik komposisinya di dalam tanah memang sedikit yaitu berkisar 3-5% tapi pengaruhnya sangat besar terhadap perubahan sifat-sifat tanah. Bahan organik tanah terdiri atas bahan organik kasar dan organik halus. Struktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil alami dari tanah, akibat melekatnya butir-butir primer tanah satu sama lain. Satu unit struktur disebut ped. Cold juga merupakan gumpalan tanah tetapi terbentuknya bukan karena proses (Hanafiah, 2004).
Semakin tinggi bulk density tanah dan bahan or suatu tanah maka particle density dalam tanah tersebut akan semakin rendah, begitu pula sebaliknya. Konidisi topografi juga berpengaruh dalam kepadatan tanah,  apabila topografinya curam maka tanah akan lebih susah untuk menyerap air sehingga tanah akan memilki volume kepadatan tanah yang besar pula, berbeda dengan tanah yang berada pada topografi datar maka daya serap tanah terhadap air akan besar pula. Topografi di suatu daerah sangat mempengaruhi tinggi rendahnya particle density (Hardjowigeno, 2003).
2.2.2        Hubungan Particle Density dengan Kesuburan dan Pengolahan Tanah
Tanah-tanah mineral mempunyai kisaran partikel density antara 2,6 – 2,9 gr/cm3. Berat jenis rata-rata butiran tanah dan mineral 2,65 gr/cm3 untuk kepentingan praktis.  Sebagai bahan perbandingan berat jenis tanah-tanah organik jauh lebih kecil yaitu 0,5-0,8 gr/cm3. Berat jenis butiran berubah dengan ukuran butiran atau dengan perubahan pori-pori. Berat jenis tanah mineral rata-rata merupakan berat jenis mineral yang paling banyak terdapat dalam tanah (Madjid, 2010).
Berat ukuran dan cara teraturnya partikel-partikel tanah, tidak berpengaruh terhadap particle density, akan tetapi kandungan bahan organik akan memberi pengaruh yang besar terhadap paticel density sehingga pada awalnya tanah yang ada pada bagian atas mempunyai nilai particle density yang lebih rendah dibandingkan dengan tanah lapisan bawah. Pada tanah-tanah mineral mempunyainilai particle density yang besar karena pengaruh dari besar jenis mineral itu seperti, dewands, telfan, silikon dan kotiridal (Sutedjo, 2002).

Pengaruh tentang sifat dan jenis tanah suatu tanah dalam areal pertanian akan membuat manusia berusaha lebih meningkatkan hasil produksinya, misalnya dalam mengetahui jenis tanahnya, maka kita akan dapat menentukan apa yang sesuai pada areal tersebut dan cara perolehannya (Pedro, 2001).
2.3 Porositas Tanah
Porositas adalah total pori dalam tanah yaitu ruang dalam tanah yang ditempati oleh air dan udara. Pada keadaan basah seluruh pori baik makro, meso, maupun mikro terisi oleh air, pada keadaan kering pori makro dan sebagian pori meso terisi oleh udara. Porositas merupakan gambaran aerasi dan drainase tanah (Pedro, 2001).
       Pori tanah adalah ruang antara butiran padat tanah yang pada umumnya pori kasar ditempati udara dan pori kecil ditempati air, kecuali bila tanah kurang. Porositas tanah adalah persentase volume tanah yang ditempati butiran padat (Hanafiah, 2004).
       Tanah dengan struktur lemah atau kersai pada umumnya mempunyai porositas yang terbesar. Pengolahan tanah untuk sementara waktu dapat memperbesar porositas, namun dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan turunnya porositas. Oleh karena itu, untuk memperbesar porositas tanah tindakan yang perlu dilakukan adalah dengan penambahan bahan organik atau melakukan pengolahan tanah secara minimum. Pengolahan tanah berlebih akan menyebabkan rusaknya struktur tanah. Nilai porositas dapat diperoleh jika diketahui nilai bulk density dan nilai partikel densitynya (Hardjowigeno, 2003).
       Pori tanah jika dalam keadaan basah seluruhnya akan terisi oleh air, baik pori mikro, pori meso atau pun pori makro. Sebaliknya pada keadaan kering, pori makro dan sebagian pori meso terisi udara. Jumlah ruang pori sebagian besar ditentukan oleh susunan butir padat. Kalau letaknya satu sama lain cenderung erat seperti pada pasir dan sub soil padat, porositasnya rendah. Jika tersusun dalam agregat yang bergumpal seperti yang kerap kali terjadi pada tanah bertekstur sedang, yang besar kandungan bahan organiknya, ruang pori persatuan volume tinggi. Perbedaan besar jumlah ruang pori berbagai keadaan tanah tergantung pada keadaan tanah (Madjid, 2010).
2.3.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Porositas Tanah
Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah, tekstur tanah, kandungan air dan bulk density. Porositas tanah tinggi kalau bahan organik tinggi. Tanah-tanah dengan struktur granuler atau remah, mempunyai porositas yang lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan struktur massive (pejal). Tanah dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori makro sehingga sulit menahan air Sebaliknya, pada top-top soil bertekstur halus, memiliki lebih banyak ruang pori total yang sebagian besar terdiri pori-pori kecil. Hasilnya adalah tanah dengan kapasitas memegang air yang besar (Hardjowigeno, 2003).
            Porositas butir pasir tunggal rendah dan sangat berhubungan dengan tekstur. Tanah dengan tekstur halus mempunayai kisaran ukuran dan bentuk partikelnya yang luas. Partikel dibungkus tertutup dan tanah selalu mempunyai ped. Tanah dengan struktur ped mempunyai ruang pori sebab ruang-ruang antar partikel tekstur dan antara ped. Tanah permukaan yang berpasir mempunyai volume yang lebih sedikit ditempati oleh ruang pori. Ruang pori total pada tanah berpasir mungkin rendah, tetapi mempunyai proporsi yang besar yang disusun daripada komposisi pori-pori yang besar yang sangat efisien dalam pergerakan air dan udara. Pada tanah yang lembab dengan drainase yang baik ruang-ruang pori yang selalu dipenuhi udara, konsekuensinya mereka disebut pori-pori aerase atau makropori. Pori-pori yang kecil selalu cenderung dipenuhi air dan biasanya disebut kapiler (Madjid, 2010).
2.3.2 Hubungan Porositas dengan Kapasitas Pegang Air
Pori berguna bagi tanaman yaitu pori yang berdiameter diatas 0,2 mikron, yang terdiri pori pemegang air berukuran diameter 0,2 – 8,6 mikron (4,2 pF- 2,54 pF), pori drainase lambat berdiameter 8,6 – 28,6 mikron (2,54 pF – 2,0 pF), dan pori drainase cepat berdiameter diatas 28,8 mikron (2,0 pF). Air yang terdapat dalam pori pemegang air disebut air tersedia. Umumnya antara titik layu (4,2 pF) dan kapasitas lapang (2,54 pF). Pori drainase cepat atau disebut pori aerasi penting dalam hubungannya dengan pernafasan akar tanaman. Oleh karena itu pori ini hendaknya dijaga agar selalu terisi udara. Bila pori aerasi diatas 10 persen volume, tanaman akan mendapat aerasi cukup, kecuali pada tanah dengan   permukaan   air   tanah   dangkal. Kandungan bahan organik yang tinggi menunjukkan bahwa tanah tersebut memiliki kerapatan tanah rendah sehinnga tingkat porositas tinggi (Hardjowigeno, 2003).
Untuk menentukan apakah air atau udara dapat bergerak dengan baik di dalam tanah atau tidak, itu harus ada kesinambungan pori-pori tanah. Kesinambungan ini dapat dibedakan menjadi beberapa kelas. 1) Tidak menyambung. Masing-masing pori tanah tidak dihubungkan satu sama lain oleh rongga yang berukuran lebih dari 0,1 mm. 2) Agak menyambung. Masing-masing pori tanah dihubungkan oleh rongga yang berukuran lebih dari 0.1 mm. (3) Menyambung. Masing-masing pori tanah dihubungkan oleh rongga-rongga yang berukuran paling kecil satu kelas dibawa ukuran pori-pori tanahnya(Hardjowigeno,2003).
Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori kasar dan pori-pori halus, pori-pori kasar berisi udara atau air gravitasi sedangkan pori-pori halus berisi udara atau sedangkan pori-pori halus berisi udara dan air kapiler. Tanah-tanah pasir sulit menahan air sehingga tanaman cepat sekali kering, ini disebabkan karena Tanah-tanah pasir mempunyai pori-pori kasar lebih banyak (Hardjowigeno,2003).
Kapasitas pengan air tanah umumya berada pada keadaan optimum pada saat pori-pori tanah berukuran besar. Porositas tanah sangat berpengaruh terhadap ketersediaan air tanah. Apabila tanah memiliki porositas yang tinggi maka air akan mudah masuk ke dalam tanah, akibatnya kapasitas pegang tanah juga meningkat. Porositas tanah adalah persentase volume tanah yang tidak ditempati butiran padat. Tetapi didalamnya terdapat sejumlah ruang pori-pori yang di isi oleh air dan udara. Air dan udara bergerak melalui ruang pori-pori tersebut. Ukuran pori susunan butiran tanah juga menentukan jumlah dan sifat pori (Madjid, 2010).
III. METODOLOGI
3.1  Waktu dan Tempat
Praktikum Bulk Density, Particle Density dan Porositas ini dilaksanakan  pada hari Senin, 25 November 2013 pada pukul 10.00 – 11.00 WITA, di labolatorium Fisika Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
3.2  Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah botol semprot, cawan petri, hot plate, labu ukur 100 ml, oven, penggaris, ring sampel dan timbangan/neraca. Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah tanah utuh / tanah kering dan air.
3.3  Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dari praktikum ini, diantaranya :
3.3.1 Penetapan Berat Isi (Bulk Density)
1.      Memasukkan sampel tanah utuh yang terdapat pada ring sampel kedalam oven.
2.      Mengeringkan sampel tanah utuh selama 2 x 24 jam.
3.      Mengeluarkan sampel tanah  dari oven dan memasukkannya kedalam desikator.
4.      Mengeluarkan sampel tanah dari desikator dan menimbang massa tanahnya.
5.      Menghitung nilai Bulk Density dengan persamaan, sebagai berikut :



BD (gram/cm3) =    
Keterangan :
Volume tanah    = 
t                         = tinggi ring sampel (cm)
 r                        = jari-jari (cm)
Ï€                        = 3,14
3.3.2 Penetapan Berat Jenis (Particle Density)
1.      Menimbang labu ukur kosong ( x gram ).
2.      Mengisi labu ukur dengan tanah kering udara sekitar 50 gram.
3.      Menimbang labu ukur yang berisi tanah dan mengoreksi dengann kadar lengas tanahnya (Y = bobot labu kosong + tanah kering oven ).
4.      Menambahkan air kurang lebih setengahnya sambil membilas tanah yang menempel dileher labu.
5.      Memanaskan labu beberapa menit untuk mengusir udara di dalamnya.
6.      Mendinginkan labu beserta isinya sampai mencapai suhu ruangan, kemudian menambahkan air dingin yang telah didihkan sampai batas volume, kemudian menimbang  labu tersebut (Z gram).
7.      Mengeluarkan isi labu ukur dann dicuci, kemudian mengisi dengan air dingin yang telah dididihkan sampai batas volume.  Menimbang (A gram) atau (no 7) tidak usah dilakukan bila labu ukurnya telah diketahui ukuran volumenya, misal 100 ml dengan merubah berat jenis.
8.      Menghitung nilai Particel Density dengan persamaan, sebagai berikut :
            PD (gr/cm3) = 
Keterangan:
Y = berat labu kosong + tanah kerimg oven
X = berat labu kosong ( volume labu 100 ml)
Z = berat labu berisi (tanah + air)
A = berat labu dan air dingin, sampai garis batas
d = kerapatan air pada saat pengamatan = 1
3.3.3 Penetapan Porositas Tanah
1.      Menghitung nilai Bulk Density dan Particle Density contoh tanah
2.      Menghitung Porositas dengan persamaan :
Porositas = (1- ) X 100 %




IV.    HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan dari pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 1. Nilai Bulk Density, Particle Density dan Porositas Tanah
Bulk Density
Particle Density
Porositas
1,1
2,5
56 %

4.2  Pembahasan
Dari hasil pengamatan dan perhitungan terhadap nilai bulk density, particle density dan porositas tanah, diperoleh hasil bahwa nilai bulk density sebesar 1,1 gr/cm3, nilai particle density sebesar 2,5 gr/cm3 dan nilai porositas tanahnya sebesar 56%. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kandungan bahan organik yang terkandung dalam tesebut cukup tinggi, hal ini mengindikasikan bahwa tanah ini tergolong subur.
Kandungan bahan organik yang tinggi menunjukkan bahwa tanah tersebut memiliki kerapatan tanah dan kerapatan isi yang rendah sehinnga tingkat porositas yang dimiliki tinggi. Kandungan bahan organik yang tinggi terhadap tanah menunjukkan bahwa tanah tersebut tergolong subur (Hardjowigeno, 2003).

Bulk density, partikel density dan porositas memiliki hubungan satu sama lain. Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai bulk density berbanding lurus dengan partikel density namun berbanding terbalik dengan nilai porositas tanahnya. Secara tidak langsung bulk density tersebut sangat mempengaruhi porositas tanah. Selain itu, partikel density juga sangat mempengaruhi porositas tanah tersebut karena juga dipengaruhi dengan keberadaan mineralnya. Tanah alfisol banyak mengandung mineral–mineral kecil seperti  mineral kwarsa, feldspart dan silikat koloida yang merupakan komponen tanah sekitar angka tersebut (Hardjowigeno2003).
Bahan organik dikatakan menjadi faktor penting karena pada lapisan tanah yang mempunyai bahan organik  tinggi tetapi bahan organik tersebut mengalami pencucian oleh air hujan maka secara otomatis bahan organik tersebut bergerak ke lapisan di bawahnya sehingga bahan organik menjadi berkurang dan bulk density serta particle density-nya pun menjadi rendah. Pada lapisan ini belum mengalami pencucian oleh air hujan  sehingga kandungan bahan organiknya masih tinggi dan nilai bulk density dan particle density-nya rendah serta nilai porositas tanahnya cukup tinggi. Kandungan bahan rgani sejalan dengan porositas tanahnya (Madjid, 2010).




V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan                                                                                                              
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap bulk density, particle density dan porositas tanah dapat disimpulkan bahwa pada lapisan ini memiliki bulk density sebesar 1,1 gr/cm3, particle density sebesar 2,5 gr/cm3 dan porositasnya sebesar 56%. Dengan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pada lapissan ini memilki kandungan bahan organic yang cukup tinggi.
            Bulk density, particle density dan porositas tanah memiliki hubungan yang saling mempengaruhi dalam menentukan tingkat kesuburan tanah serta sangat berkaitan satu sama lain. Porositas tanah dipengaruhi oleh bulk density dan particle density-nya. Apabila nilai bulkdensity dan particle density-nya rendah maka nilai porositas tanahnya akan tinggi, begitupun sebaliknya.
5.2 Saran
Sebaiknya laboratorium yang akan digunakan pada saat praktikum sudah dikonfirmasi terlebih dahulu ketersediaannya agar tidak mengganggu jalannya praktikum dan pada saat praktikum sebaiknya para praktikan dapat hadir tepat waktu dan menyimak dengan baik jalannya praktikum.

DAFTAR PUSTAKA
Andri. 2011. Bulk Density. Diakses pada halaman websitehttp://www.scribd.com/doc/57926062/Laporan-Bulk-Density pada tanggal 28 November 2013. Makassar.
Hanafiah, Kemas Ali. 2004. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT. RajaGrafindoPersada. Jakarta.
Hardjowigeno, H. Sarwono. 2003. Ilmu Tanah. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta.
Madjid. 2010. Sifat dan Ciri Tanah. Fakultas Pertanian Institut Pertanian  Bogor. Bogor.
Sutedjo. 2002. Pengantar Ilmu Tanah. Rineka Cipta. Jakarta
Pedro, A. Sanchez. 2001. Sifat dan Pengelolaan Tanah Tropika. ITB Bandung. Bandung.
Tim Asisten Laboratorium. 2013. Penuntun Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah.Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.





LAMPIRAN
A.  Perhitungan Berat Isi (Bulk Density)
Dik :           *Berat tanah kering                 = 202, 4 gr                   Dit       : BD=......?
                   *Jari-jari ring sampel (r)          = 2,6 cm
                   * Tinggi ring sampel (t)           = 8,5 cm
Penyelesaian :
       Volume tanah  = r2t
                               = 3,14 x (2,6)2 x 8,5
                               = 180,4 cm3
       BD (gram/cm3) =   
BD (gram/cm3) =   
BD (gram/cm3) = 1,1 gram/cm3.
B.  Perhitungan Berat Jenis (Particle Density)
Dik :           *Berat labu kosong + tanah kering oven (Y)  = 106,2 gram
                   *Berat labu kosong (X)                                   = 55,8 gram
                    *Berat labu berisi tanah dan air (Z)               = 186,4 gram
                   *Berat labu dan air dingin (A)                        =155,6 gram
                   *Kerapatan air (d)                                           = 1
Dit  : PD     =......?
Penyelesaian           :
PD (gr/cm3) = 
                                    PD (gr/cm3) = 
PD (gr/cm3) = 2,5 gr/cm3

C.  Perhitungan Porositas
Dik :                       *BD    = 1,1 gr/cm3                 Dit       : Porositas =…….?
                               *PD     = 2,5 gr/cm3
Penyelesaian           :
Porositas = (1- ) X 100 %
Porositas =
                               Porositas = 56 %.